Academia.eduAcademia.edu
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lainnya, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi menstabilkan dengan cara menempati antar-permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik di sekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran. Polimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik dapat digunakan bersama surfaktan pada emulsi minyak dalam air karena akan terakumulasi pada antar permukaan dan juga meningkatkan kekentalan fase air sehingga mengurangi kecepatan pembentukan agregasi tetesan. Agregasi biasanya diikuti dengan pemisahan emulsi yang relative cepat menjadi fase yang kaya akan butiran dan yang miskin akan tetesan. Secara normal kerapatan minyak lebih rendah daripada kerapatan air, sehingga jika tetesan minyak dan agregasi tetesan meningkat, terbentuk krim. Makin besar kecepatan agregasi, makin besar ukuran tetesan dan makin besar pula kecepatan pembentukan krim. Tetesan air dalam emulsi air dalam minyak biasanya membentuk sedimen disebabkan oleh kerapatan yang lebih besar. Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah dituang hingga krim setengah padat. Umumnya krim minyak dalam air dibuat pada suhu tinggi, berbentuk cairan pada suhu ini, kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan menjadi padat akibat terjadinya solidifikasi fase internal. Dalam hal ini, tidak diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap eksternal yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat. Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting dalam emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. Karena jamur dan ragi lebih mudah ditemukan dibandingkan bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik dan bakteriostatik. Rumusan Masalah Jelaskan tentang teori emulsifikasi! Jelaskan tentang stabilitas fisika emulsi! Bagaimana mengevaluasi stabilitas emulsi? Jelaskan hubungan ionisasi dan ikatan hydrogen dengan emulsi! Tujuan Pemenuhan tugas mata kuliah Farmasi Fisika Untuk mengetahui teori emulsifikasi Untuk mengetahui stabilitas fisika emulsi Untuk mengetahui evaluasi stabilitas emulsi Untuk mengetahui hubungan ionisasi dan ikatan hydrogen dengan emulsi. BAB 2 ISI 2.1. Teori Emulsifikasi