12.07.2015 Views

Chrysanthemum cinerariaefolium Trev. - Puslitbang Perkebunan

Chrysanthemum cinerariaefolium Trev. - Puslitbang Perkebunan

Chrysanthemum cinerariaefolium Trev. - Puslitbang Perkebunan

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tabel 1. Sebanyak 83 klon koleksi plasma nutfah piretrum di KP.Gunung PutriTable 1. A number of 83 clones of pyrethrum germplasm collection inKP. Gunung PutriNo.No.1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.34.35.36.37.38.39.40.41.42.Nama klonClone namesGunung Wates 2Gunung Wates 4Gunung Wates 5Gunung Wates 6Gunung Wates 7Gunung Wates 8Gunung Wates 9Gunung Wates 10Gunung Wates 11Gunung Wates 12Gunung Wates 13Gunung Wates 14Gunung Wates 15Gunung Wates 16Gunung Wates 18Gunung Wates 19Gunung Wates 20Gunung Wates 21Gunung Wates 22Gunung Wates 23Gunung Wates 24Gunung Wates 25Gunung Wates 26Gunung Wates 27Gunung Wates 28Gunung Wates 29Gunung Wates 30Gunung Wates 31Gunung Wates 32Gunung Wates 33Gunung Wates 34Gunung Wates 35Gunung Wates 36Gunung Wates 37Gunung Wates 38Gunung Wates 39Gunung Wates 40Gunung Wates 41Gunung Wates 42Gunung Wates 43Gunung Wates 47Gunung Wates 48No.No.43.44.45.46.47.48.49.50.51.52.53.54.55.56.57.58.59.60.61.62.63.64.65.66.67.68.69.70.71.72.73.74.75.76.77.78.79.80.81.82.83.Nama klonClone namesGunung Wates 49Gunung Wates 50Gunung Wates Igir 1Gunung Wates Igir 2Gunung Wates Igir 3Gunung Wates Igir 44Gunung Wates Igir 45Gunung Wates Igir 46Sidoro 1Sidoro 3Sidoro 5Sidoro 6Sidoro 7Sidoro 8Sidoro 9Sidoro 10Sidoro 11Sidoro 13Sidoro 16Sidoro 17Sidoro 19Sidoro 20Sidoro 21Sidoro 22Sidoro 23Sidoro 24Gejokan 3Gejokan 4Gejokan 5Gejokan 6Gejokan 8Gejokan 9Gejokan 10Gejokan 11Prau 2Prau 6Prau 7Prau 10Prau 11Nagasari (CHT 4-3)Papua Nuginimenghindari adanya efek multikolinieritas maka dilakukanseleksi variabel bebas dengan metode bertatar. Untukmengkonfirmasi model yang terbentuk melalui analisislintasan secara bertahap, maka selanjutnya hasil tersebutdibandingkan dengan hasil pengujian model melalui SEM(structural equation modelling) dengan bantuan softwareAMOS (analysis of moment structure).Analisis KorelasiHASIL DAN PEMBAHASANHasil analisis korelasi menunjukkan adanya empatkarakter yang berkorelasi secara nyata dengan hasil bungasegar di antaranya adalah : tinggi tanaman (r = -0,24*),jumlah anakan (r = 0,38**), diameter bunga tengah (r =0,29**), dan panjang bunga pita (r = -0,36**) (Tabel 2).Di samping itu, di antara karakter-karaker lainnya punterjadi saling berkorelasi secara nyata sehingga hal ini akanmenimbulkan efek multikolinieritas yang akan dapatmengurangi tingkat validitas hasil. Oleh karena itu, didalam analisis lintasan dilakukan seleksi variabel bebasdengan teknik bertatar.Tahap-1Pada tahap ini, variabel bebas yang akan dianalisisadalah berupa karakter vegetatif dan generatif secaraserempak terhadap hasil, karena diketahui bahwa keduanyamerupakan karakter yang ”mendahului” bagi karakter hasil.Hasil analisisnya disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 1.Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa di antara ke-9karakter vegetatif dan generatif (A sampai I) yang dianalisisternyata hanya ada tiga karakter yang berpengaruh langsungsecara nyata terhadap hasil, di antaranya adalah: tinggitanaman (P= -0,22**), jumlah anak daun (P = 0,25**), danpanjang bunga pita (P = -0,31**).Tanaman piretrum merupakan tanaman herbatahunan yang tumbuh dan berkembang membentuk suaturumpun. Kondisi semacam ini akan dengan mudah untukterjadinya efek persaingan penggunaan sumberdaya alam,terutama sekali radiasi matahari. Gejala umum tanamanyang kekurangan radiasi matahari akan nampak padapertumbuhan tajuk (ke arah horizontal) yang kurangterbuka dan pertumbuhan tinggi (ke arah vertikal) yangrelatif cepat, tetapi bobot kering yang dicapainya relatifrendah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini pertumbuhantinggi tanaman dan panjang bunga pita berpengaruhlangsung secara negatif terhadap hasil bunga segar.Hubungan tinggi tanaman dengan hasil bunga segar inisejalan dengan hasil penelitian pada komoditas lain sepertipada kacang tanah yang telah dilakukan oleh WARDIANA(2000), pada jagung oleh WARDIANA dan RANDRIANI(2000), dan pada lengkuas oleh WARDIANA et al. (2004).Kondisi yang sebaliknya terjadi pada pengaruh jumlah anakdaun terhadap hasil bunga segar yang menunjukkan indekspositif signifikan. Daun merupakan media (source) tempatpenyusunan bahan makanan (sink) melalui proses fotosintesis,sehingga makin banyak jumlah anak daun yangterbentuk maka akan semakin banyak pula hasil fotosintesisyang akan diperoleh yang pada akhirnya akan mendukungsecara positif terhadap pembentukan bunga.3


EDI WARDIANA et al. : Korelasi dan analisis lintas beberapa karakter penting koleksi plasma nutfah Piretrum (<strong>Chrysanthemum</strong> <strong>cinerariaefolium</strong> <strong>Trev</strong>.)Tabel 2. Nilai korelasi antar karakterTable 2. Correlation value between charactersKarakterCharacterTinggitanaman (cm)Plant heightJumlahanakan perpohonNumber oftillers/plantDiametertajuk (cm)Diameter ofcanophyPanjangtangkai daun(cm)Length ofpetioleJumlah anakdaun perpohonNumber ofleaflets/plantPanjangtangkai bunga(cm)Length of stalkDiameterbunga tengah(cm)Diameter ofcapitulumPanjangbunga pita(cm)Length ofcorollaLebar bungapita(cm)Width ofcorollaHasil bungasegar perrumpun (g)Yield of freshflower/shrubA. Tinggi tanaman1 0,21-0,86**-0,03-0,160,03-0,23*-0,06-0,23*-0,24*B. Jumlah anakan/ph10,43**-0,140,23*0,010,35**-0,29*-0,210,11C. Diameter tajuk1-0,16-0,120,14-0,18-0,10-0,28*-0,13D. Panjang tangkaidaunE. Jumlah anakdaun/phF. Panjang tangkaibungaG. Diameter bungatengahH. Panjang bungapitaI. Lebar bunga pita10,28*1-0,54**-0,29**10,010,39**-0,24*1-0,05-0,30**0,19-0,2110,23*0,001-0,19-0.030,00110,150,38**-0,020,29**-0,36**0,09J. Hasil bungasegar per rumpun1Keterangan : * dan ** masing-masing nyata pada taraf 5 dan 1%Notes : * and ** significant at 5 and 1% respectively


EDI WARDIANA et al. : Korelasi dan analisis lintas beberapa karakter penting koleksi plasma nutfah Piretrum (<strong>Chrysanthemum</strong> <strong>cinerariaefolium</strong> <strong>Trev</strong>.)Tabel 3. Pengaruh langsung, tidak langsung, dan total karakter tinggitanaman (A), jumlah anak daun (E), dan panjang bunga pita (H)terhadap hasil bunga segar/ rumpun (J)Table 3. Direct, indirect, and total effects of plant height (A), number ofleaflets (E), and length of corolla (H) on yield of freshflower/shrub (J)KarakterCharactersTinggi tanamanPlant heightJumlah anak daunNumber ofleafletsPanjang bungapitaLength of corollaPengaruhlangsungDirect effectPengaruh tidaklangsungIndirect effectPengaruh total(nilai korelasi)Total effect(correlationvalue)-0,25 * 0,01 -0,24 *0,25 * 0,13 0,38 **- 0,30 ** - 0,06 - 0,36 **Keterangan : * dan ** masing-masing nyata pada taraf 5 dan 1%Note : * and ** significant at 5 and 1%, respectivelyr = - 0,16P = - 0,22*r = -0,06 P = 0,025*Gambar 1.Figure 1.AEr = - 0,30**HP = -0,30**Pengaruh langsung tinggi tanaman (A), jumlah anak daun(E), dan panjang bunga pita (H) terhadap hasil bungasegar/rumpun (J)Direct effect of plant height (A), number of leaflets (E), andlength of corolla (H) on yield of fresh flower/shrub (J)JKarakter diameter bunga tengah tidak berpengaruhlangsung walaupun berkorelasi nyata dengan produksisegar (r = 0,29*). Hal ini sangat mungkin terjadi karenanilai korelasi hanya menyatakan hubungan keterkaitanantara dua variabel tanpa adanya pengaruh variabel lain,sedangkan nilai pengaruh langsung sangat dipengaruhi olehkeberadaan variabel lain. Selanjutnya dikemukakan bahwanilai pengaruh langsung itu adalah merupakan nilaikoefisien regresi yang telah dibakukan, atau lebih dikenaldengan sebutan nilai koefisien beta (HAIR et al., 1998;GARSON, 2008).Indeks negatif dari pengaruh karakter tinggi tanamandan panjang bunga pita terhadap hasil bunga segar memberikanpengertian bahwa seleksi negatif dapat dilakukanterhadap kedua karakter tersebut, dan hal yang sebaliknyaterjadi pada karakter jumlah anak daun sehingga indeksseleksinya positif. Pengaruh langsung yang negatif darikarakter tinggi tanaman terhadap hasil bunga segarmemberikan kemajuan yang cukup berarti bagi programperbaikan tanaman berikutnya yang lebih diarahkan padaperakitan klon-klon tanaman produksi tinggi dengan ukuranyang relatif lebih pendek sehingga memudahkan dalamproses pemanenan. ROSTIANA et al. (1994b); ROSTIANA(2003), mengemukakan bahwa seleksi klon-klon piretrumdapat diarahkan untuk memperoleh bentuk tanaman yangmudah dipanen, berumur genjah, beradaptasi luas terhadapcekaman lingkungan, tahan terhadap hama/penyakit,produksi bunga tinggi, dan kandungan bahan aktif piretrinyang tinggi. Selanjutnya BHAT dan MENARY (1985),mengemukakan bahwa nilai ekonomi tanaman piretrumterletak pada hasil piretrinnya, dan karakter hasil piretrintersebut secara efektif dapat diperbaiki melalui seleksitanaman ke arah tanaman dengan hasil bunga yang banyakdengan kandungan piretrinnya yang tinggi.Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa karakter tinggitanaman (A), jumlah anak daun (E) dan panjang bunga pita(H) ketiganya berada pada hirarki atau kelompok yangsama sehingga bentuk hubungannya berupa korelasi dengangambar ”panah kepala dua” dan notasi r i . Secara teoritis,karakter panjang bunga pita merupakan karakter yang”datang-kemudian” setelah karakter tinggi tanaman dankarakter jumlah anak daun, karena karakter panjang bungapita termasuk ke dalam karakter generatif, sedangkankarakter tinggi tanaman dan jumlah anak daun termasuk kedalam karakter vegetatif. Oleh karena itu, bentuk hubunganyang sebenarnya adalah berupa hubungan sebab-akibatyang digambarkan oleh ”panah kepala satu” dengan notasiP i . Ketepatan penggunaan model hubungan seperti ini dapatdiketahui melalui penggunaan metode konfirmasi SEM.Tahap-2Pada tahap ini, analisis dilakukan terhadapkarakter generatif sebagai variabel tak bebas dengankarakter vegetatif sebagai variabel bebas. Karakter generatifyang dipilih adalah karakter panjang bunga pita (H),sedangkan sebagai variabel bebas adalah semua karaktervegetatif yang ada (A sampai E). Pemilihan karakterpanjang bunga pita sebagai variabel tak bebas didasarkanpada hasil analisis sebelumnya yang memperlihatkanbahwa hanya variabel itu yang berpengaruh langsung secaranyata terhadap hasil bunga segar (Tabel 3; Gambar 1).Hasil analisis tahap-2 disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 2.


JURNAL LITTRI VOL. 15 NO. 1, MARET 2009 : 1 - 8Tabel 4. Pengaruh langsung, tidak langsung, dan total karakter jumlahanakan/phn (B) dan jumlah anak daun/phn (E) terhadap panjangbunga pita (H)Table 4. Direct, indirect, and total effects of number of tillers/ plant (B)and number of leaflets (E) on length of corolla (H)KarakterCharacterJumlahanakan/phnNumber oftillers/plantJumlah anakdaun/phnNumber ofleaflets/plantPengaruhlangsungDirect effectPengaruh tidaklangsungIndirect effectPengaruh total(nilai korelasi)Total effect(correlationvalue)- 0,25* - 0,04 - 0,29**- 0,23* - 0,07 - 0,30 **Keterangan : * dan ** masing-masing nyata pada taraf 5 dan 1%Note : * and ** significant at 5 and 1%, respectivelyr = 0,23*BEP = -0,25*P = -0,23*Gambar 2. Pengaruh langsung jumlah anakan/phn (B) dan jumlah anakdaun/phn (E) terhadap panjang bunga pita (H)Figure 2. Direct effect of number of tillers/plant (B) and number ofleaflets/plant (E) on length of corolla (H)Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa karakterjumlah anakan berpengaruh langsung secara nyata terhadappanjang bunga pita dengan indeks negatif (P = -0,25*). Dilain pihak, panjang bunga pita berpengaruh langsung secaranyata terhadap hasil bunga segar dengan indeks negatif pula(P = -0,30**) (Tabel 3). Atas dasar itu dapat dikemukakanbahwa semakin banyak jumlah anakan maka akan semakinpendek ukuran bunga pita, dan seterusnya akan semakintinggi hasil bunga segar yang akan diperoleh. Oleh karenaitu, seleksi positif dapat dilakukan terhadap karakter jumlahanakan.Dalam hal ini, kemungkinan yang bisa terjadi adalahbahwa adanya proses penambahan jumlah anakan lebihdiarahkan untuk penambahan jumlah bunga yang terbentukper rumpun (walaupun dalam penelitian ini tidak dilakukanpengamatan jumlah bunga per rumpun) daripada penambahanukuran panjang-pendeknya bunga pita. Walaupunukuran bunga pita menjadi semakin pendek denganbertambahnya jumlah anakan, akan tetapi hasil (bobot)bunga per rumpun mungkin menjadi semakin tinggi karenajumlah bunga yang terbentuk lebih banyak. Secara umum,Hukuran besar-kecilnya atau panjang-pendeknya per satuanbunga atau buah akan menurun sejalan dengan meningkatnyajumlah bunga atau buah yang terbentuk, dan sebaliknya.Hal ini dapat terjadi karena adanya efek persaingandalam penggunaan bahan makanan (sink) antar bunga ataubuah yang terbentuk.Hasil di atas sejalan dengan hasil penelitianROSTIANA et al. (1994a; 1994b), bahwa klon Gunung Watesyang ditanam di KP. Gunung Putri tergolong tipe yangberproduksi tinggi dengan diameter tajuk dan jumlahanakan tertinggi dibanding klon-klon lainnya. Selanjutnyadikemukakan bahwa semakin banyak jumlah anakan yangterbentuk maka semakin tinggi terbentuknya cabanggeneratif yang akan menghasilkan bunga. Hasil penelitianFULTON et al. (2001a), menunjukkan bahwa semakin rapatpopulasi tanaman mulai dari 16 tanaman/m 2 sampaimaksimum 39 tanaman/m 2 , maka semakin banyak anakanyang terbentuk dan semakin tinggi hasil bunga yangdiperoleh per satuan luas. Selanjutnya FULTON et al.(2001b), mengemukakan bahwa disamping kerapatan populasidan jumlah anakan, hasil bunga tanaman piretrumjuga dipengaruhi oleh perbedaan saat tanam.Identik dengan karakter jumlah anakan, bahwakarakter jumlah anak daun berpengaruh langsung secaranyata terhadap panjang bunga pita dengan indeks negatif (P= -0.23*). Oleh karena itu, secara tidak langsung dapatdikemukakan bahwa semakin banyak jumlah anak daunyang terbentuk maka semakin tinggi hasil bunga segar yangakan diperoleh. Seperti telah dikemukakan sebelumnyabahwa daun merupakan media bagi berlangsungnya prosesfotosintesis tanaman karena pada daun banyak ditemukanzat khlorofil. Secara umum, kandungan khlorofil yangtinggi pada tanaman akan berpengaruh positif terhadap lajufotosintesis sehingga akan dapat mendukung secara baikterhadap proses pembentukan bunga dan buah.Analisis KonfirmasiHasil analisis konfirmasi dengan menggunakan SEMmemperlihatkan hubungan antar karakter yang dinilainyata secara statistik, mulai dari stadium vegetatif, generatif,sampai pada stadium hasil (Gambar 3). Apabiladibandingkan dengan hasil analisis lintasan yang dilakukansebelumnya (Gambar 1 dan 2), secara umum menunjukkanadanya kemiripan dengan gabungan kedua hasil analisislintasan tersebut. Perbedaannya terletak pada penempatankarakter panjang bunga pita (H) dan nilai hubungan/pengaruhnya dengan karakter jumlah anak daun (E). Padaanalisis lintasan, hubungan antar kedua karakter tersebutberupa hubungan korelasi (r = -0,30**) dengan gambar”panah kepala dua”, sedangkan pada analisis SEMmerupakan hubungan sebab-akibat (P = -0,23*) dengangambar ”panah kepala satu”. Perbedaan tersebut terjadikarena pada analisis lintasan bertahap kedua model regresi6


dianalisis secara terpisah, sedangkan pada SEM beberapamodel regresi dianalisis secara serempak. HAIR et al.(1998), mengemukakan bahwa SEM merupakan analisisstatistik untuk mengestimasi beberapa persamaan regresiyang terpisah, tetapi saling berhubungan, secara serempak.Dalam SEM bisa terdapat beberapa variabel bebas, danvariabel bebas ini bisa menjadi variabel tak bebas bagivariabel bebas lainnya.Karakter panjang bunga pita (H) merupakan karakter”mediasi” antara karakter jumlah anakan (B) dan jumlahanak daun (E) dengan karakter hasil bunga segar (J).Menurut HAIR et al. (1998) dan STOELTING (2006), padaanalisis SEM dikenal adanya tiga variabel penting yaitu :variabel eksogen (exogenous variable), variabel endogen(endogenous variable), dan variabel mediasi (mediatingvariable) atau intervensi (intervening variable) yangterletak di antara variabel eksogen dan endogen. Berdasarkanfenomena tersebut, maka pengaruh variabel akanterbagi ke dalam tiga bagian, yaitu : pengaruh langsung,pengaruh tidak langsung karena variabel intermediate(mediasi), dan pengaruh variabel ketiga (spurious).Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwaterdapat 4 karakter penting (A, E, B, dan H) yangberpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap karakterhasil bunga segar (J). Karakter tinggi tanaman (A) berpengaruhlangsung secara negatif terhadap karakter hasilbunga segar (J), sedangkan karakter jumlah anak daun (E)berpengaruh langsung secara positif. Kedua karaktertersebut (A dan E) merupakan karakter vegetatif tanamansehingga seleksi piretrum hasil tinggi salah satunya dapatdilakukan secara lebih dini melalui kedua karakter dimaksud.Seleksi positif dapat dilakukan untuk karakter jumlahanak daun, dan sebaliknya seleksi negatif dapat dilakukanuntuk karakter tinggi tanaman.r = 0,06Ar = -0,16EP = -0,22*P = 0,25*P = -0,23*r = 0,23* P = -0,30**BP = -0,25*Keterangan : Nilai Chi-square = 0,28 (p=0,87); NFI = 0,99; TLI = 1,22;RMSEA = 0,00Note : Chi-square value = 0.28 (p=0.87); NFI = 0.99; TLI = 1.22;RMSEA = 0.00Gambar 3. Hubungan karakter tinggi tanaman (A), jumlah anakan/phn(B), jumlah anak daun/phn (E), panjang bunga pita (H), danhasil bunga segar (J)Figure 3. Relation plant height (A), number of tillers/plant (B), numberof leaflets/plant (E), length of corolla (H), and yield of freshflower (J)JHKarakter panjang bunga pita (H) berpengaruhnegatif terhadap karakter hasil bunga segar (J), sedangkankarakter panjang bunga pita (H) dipengaruhi secara negatifoleh karakter jumlah anakan (B) dan jumlah anak daun (E).Berdasarkan pada hubungan itu, maka seleksi terhadapkarakter panjang bunga pita arahnya negatif, sedangkanseleksi pada karakter jumlah anakan dan jumlah anak daunarahnya positif. Khusus untuk karakter jumlah anak daunarah seleksinya positif dan tetap konsisten, baik pengaruhnyasecara langsung terhadap hasil bunga segar maupunpengaruhnya melalui karakter panjang bunga pita. Karakterpanjang bunga pita merupakan karakter generatif sehinggaseleksi terhadap karakter ini terjadi pada stadia tanamanyang lebih lanjut. Sebaliknya, karakter jumlah anakan danjumlah anak daun merupakan karakter vegetatif sehinggaseleksi terhadap karakter ini terjadi pada stadia tanamanyang lebih dini.Apabila ditinjau dari tingkat validitas model yangterbentuk melalui SEM ternyata cukup valid dan cocokdengan model yang ada dalam populasinya. Hal ini dapatdilihat dari nilai Chi-square yang tidak nyata (p = 0,87),nilai NFI (Normed Fit Index) = 0,99, nilai TLI (Tucker-Lewis Index) = 1,22, dan nilai RMSEA (Root Mean SquareError of Approximation) = 0,00 (keterangan Gambar 3).Dikemukakan bahwa suatu model SEM dikatakan cocok(fit) apabila nilai Chi-square tidak nyata (p > 0,05 untuktaraf 5%), nilai NFI dan TLI yang moderat harus di atas0,90 atau yang lebih kuat lagi di atas 0,95, dan nilaiRMSEA yang moderat harus di bawah 0,08 atau yang lebihkuat lagi di bawah 0,05 (HAIR et al., 1998).KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan, makadapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :Terdapat tiga karakter penting untuk seleksi tanamanpiretrum pada stadium dini, yaitu : karakter jumlah anakdaun/pohon, jumlah anakan/pohon, dan tinggi tanaman.Sedangkan untuk seleksi pada stadium lanjut dapatdilakukan terhadap karakter panjang bunga pita.Untuk hasil bunga segar yang tinggi, seleksi positifsebaiknya dilakukan terhadap karakter jumlah anakdaun/pohon dan jumlah anakan/pohon, sedangkan seleksinegatif sebaiknya dilakukan terhadap karakter tinggi pohondan panjang bunga pita.UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terima kasih kami sampaikan kepadaKepala Kebun Percobaan Gunung Putri, Balai PenelitianTanaman Obat dan Aromatik, beserta seluruh stafnya yangtelah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.7


JURNAL LITTRI VOL. 15 NO. 1, MARET 2009 : 1 - 8DAFTAR PUSTAKABATH, B.K. and R.C. MENARY. 1985. Path-coefficient analysisof pyrethrins yield in pyrethrum (<strong>Chrysanthemum</strong><strong>cinerariaefolium</strong> VIS). Abstract, InternationalSymposium on Medical, Aromatic, and Spice Plants.ISHS Acta Horticultura. www.actahort.org. 1p.FULTON, D., R. CLARK, and A. FULTON. 2001a. Effects ofplant population on pyrethrins yield of pyrethrum(Tanacetum cinerariifolium) in Tasmania. Proceedingsof the Australian Agronomy Conference,14 th Australian Society of Agronomy Conference,5p.FULTON, D., R. CLARK, and A. FULTON. 2001b. Effect ofsowing time on pyrethrins yield of pyrethrum(Tanacetum cinerariifolium) in Tasmania. Proceedingsof the Australian Agronomy Conference, 14 thAustralian Society of Agronomy Conference, 7p.GARSON, G.D. 2008. Path analysis. www2.faculty.chass.ncsu.edu/garson/pa765/ path.htm. 12p.HAIR, J.F., R.E. ANDERSON, R.L. TATHAM, and W.C. BLACK.1998. Multivariate Data Analysis : StructuralEquation Modelling. Fifth Edit. Prentice-HallInternational, Inc., p : 576 – 665.HITMI, A., A. COUDRET, and C. BARTHOMEUF. 2000. Theproduction of pyrethrins by plant cell and tissuecultures of <strong>Chrysanthemum</strong> <strong>cinerariaefolium</strong> andtagetes species. Critical Riviews in Biochemistryand Molecular Biology 35 (5) : 317 – 337.KARDINAN, A. 2000. Piretrum (<strong>Chrysanthemum</strong><strong>cinerariaefolium</strong> <strong>Trev</strong>.) bahan insektisida nabatipotensial. Jurnal Penelitian dan PengembanganPertanian, Badan Litbang Pertanian, 19 (4) : 122 –129.KUMAR, A., S.P. SINGH, and R.S. BHAKUNI. 2005. Secondarymetabolites of <strong>Chrysanthemum</strong> genus and theirbiological activities. Current Science : 89 (9) : 1489– 1501.ROSTIANA, O., A. ABDULLAH, W. HARYUDIN, dan S. AISYAH.1994a. Karakterisasi klon-klon Piretrum. ProsidingSeminar Hasil Penelitian dalam Rangka PemanfaatanPestisida Nabati, Bogor 1 – 2 Desember1993.: p.118 – 125.ROSTIANA, O., A. ABDULLAH, W. HARYUDIN, dan S. AISYAH.1994b. Karakterisasi, evaluasi, dan pelestarianplasma nutfah pyrethrum. Koleksi dan KarakterisasiPlasma Nutfah Pertanian : Review Hasil danProgram Penelitian Plasma Nutfah Pertanian, Bogor26 – 27 Juli 1994. : p.219 -235.ROSTIANA, O. 2003. Status pemuliaan tanaman piretrum.Status Pemuliaan Tanaman Rempah dan Obat.Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah danObat. <strong>Puslitbang</strong> <strong>Perkebunan</strong>, XV (2) : 115 – 131.SARIN, R. 2005. Useful metabolites from plant tissuecultures. Biotechnology 4 (2) : 79 – 93.STOELTING, R. 2006. Structural Equation Modeling/PathAnalysis. userwww.sfsu.edu/~efc classes/biol710/path/SEMwebpage.htm. 24p.WANG, I. V. SUBRAMANIAN, R. MOORMAN, R.J. BURLESON, K.JINREN, and D. JOHNSON. 1999. A validated reversedphaseHPLC method for analyzing pyrethrins,piperonybultoxide, and (S)-methoprene in pesticideformulations. LCGC, 17 : 260 – 275.WARDIANA, E. 2000. Stabilitas hasil kacang tanah sebagaitanaman sela campuran pada pola tanam kelapadengan tanaman sela lainnya. Habitat 2 (1) : 154 –160.WARDIANA, E. dan E. RANDRIANI. 2000. Uji stabilitas hasiljagung sebagai tanaman sela campuran pada polatanam kelapa. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan,Politeknik Unila (8) : 28 – 37.WARDIANA, E., E. RANDRIANI, dan J. TOWAHA. 2004.Pertumbuhan dan hasil tanaman lengkuas (Languasgalanga) sebagai tanaman sela campuran di antarakelapa. Agrivita 26 (3) : 227 – 236.8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!